Selasa, 07 Agustus 2012

RINDU



            Aku gelisah, menatap langit-langit kamar, seolah ingin kutembus batas ruang antara aku dan dia. Tak kuasa menahan rasa yang mendera, semakin menusuk dan menghujam. Tapi aku juga tak sanggup untuk mendengar tangisan itu, saat suaraku menyadarkan kerinduannya yang meletup yang selama ini teredam oleh riang gembira duniannya.
Dengan ragu, kutekan kombinasi nomor itu.

          “Hallo, Assalamu'alaitum... ini siapa?”

           “Hallo, mau bicala sama siapa? “

Suaranya...aku hanya diam tergugu, tak kuasa menahan bendungan air bah yang menerjang kerinduanku.

           “Mbah Ti, ini ada telephone, olangnya cuma diam telus nangis.”

Maafkan, bunda belum bisa pulang nak. Bunda tak mungkin mengajakmu.


*pas 100 kata

0 komentar:

Posting Komentar