Jumat, 31 Agustus 2012
Cinta (1)
Aku mendamba tak sekedar berharap
Raut wajah yang tak pernah kutatap
Ingin kudengar sabda-sabda sucinya
Entah sampai kapan berakhir sebuah asa
PANCI
"Ndak usah Nduk, sayang kan mahal-mahal toh ibu juga tidak bisa memakainya”
Seperti biasa Ibu hanya menyimpan pemberianku. Kali ini aku membelikan Ibu, satu set panci serba guna.
Ibu memang wanita sederhana, kompor minyak tanah tetap setia menemani beliau di dapur. Kompor gas lengkap dengan tabung elpiji yang aku belikan masih utuh dalam kardusnya.
“Ibu takut, kalau meledak Nduk, wong mau makan saja kok pakai taruhan nyawa.”
Setelah menikah, aku dan suami tinggal di rumah kontrakan kami. Siang itu aku menerima sebuah paket dari Ibu, isinya panci dan kompor.
Di kardusnya tertulis “Ini lebih bermanfaat untuk mu Nduk”
Pas 100 kata.
Continue reading PANCI
Seperti biasa Ibu hanya menyimpan pemberianku. Kali ini aku membelikan Ibu, satu set panci serba guna.
Ibu memang wanita sederhana, kompor minyak tanah tetap setia menemani beliau di dapur. Kompor gas lengkap dengan tabung elpiji yang aku belikan masih utuh dalam kardusnya.
“Ibu takut, kalau meledak Nduk, wong mau makan saja kok pakai taruhan nyawa.”
***
Setelah menikah, aku dan suami tinggal di rumah kontrakan kami. Siang itu aku menerima sebuah paket dari Ibu, isinya panci dan kompor.
Di kardusnya tertulis “Ini lebih bermanfaat untuk mu Nduk”
Pas 100 kata.
Selasa, 28 Agustus 2012
SENYUM-MU
Senyummu melengkung
Menghiasi
malam
Mengantar
dia berlalu
Aku
bahagia juga sedih
Seolah
baru kemarin
Senyummu
merekah menyambutku
Aku
akan sabar menghitung lengkungan senyummu
Hingga
senyummu mengantarkan kembali
Aku
bertemu dia
*Rumah hijau, saat senyum melengkung menyambut 1 Syawal
Selasa, 14 Agustus 2012
JEJAK
Suatu hari, akau akan meninggalkanmu
Bahkan kamu mungkin tak pernah bertatap denganku
Tapi aku akan selalu ada untukmu
Kuwariskan jejak kebaikan
Yang kutorehkan dengan tinta ketulusan
Yang akan menjadi pengingat
Bahwa aku pernah ada
Menjadi bintang yang selalu bertahta
Di hatimu
Continue reading JEJAK
Bahkan kamu mungkin tak pernah bertatap denganku
Tapi aku akan selalu ada untukmu
Kuwariskan jejak kebaikan
Yang kutorehkan dengan tinta ketulusan
Yang akan menjadi pengingat
Bahwa aku pernah ada
Menjadi bintang yang selalu bertahta
Di hatimu
Senin, 13 Agustus 2012
Merenung
Hatiku, biarkan ia dalam bentuknya yang
sederhana
Biarkan ia seperti ketika pertama
Engkau ciptakan, tanpa luka, tanpa cela
Biarkan ia tetap menyatu bersama aliran
cinta-Mu yang sempurna
Selasa, 07 Agustus 2012
SEONGGOK DUKA
Tak pernah pudar sebuah rasa
Tertanam dalam relung hati
Berbingkai keindahan menawan
Serpihan rindu tercecer
Pada setiap jengkal langkahku
Yang tertatih
Kembali
Kueja kata demi kata janjimu
Lelah
Kuhisap semua pesonamu
Kini ...
Kuhapus sudah jejak langkah tertatihku
Kubuang sudah ceceran rinduku
Kuhempas sudah semua rasaku
Yang tersisa
Hanya seonggok duka
Yang tak pernah luruh tertimpa masa
MENGAHADAP WAJAH-MU
Sering aku merasa sepi
Seakan Engkau jauh meninggalkanku
Sering Aku bingung kemana akan melangkah
Seolah Engkau tak membimbingku
Wahai Dzat yang Maha meliputi segala
Ternyata
Kemanapun aku menghadap
Aku selalu berhadapan dengan wajah-Mu
Kemanapun kaki ku menapak
Aku selalu menjejak di Bumi-Mu
RINDU
Lama sajadah panjangku
Sepi dan beku membujur kaku
Lama tubuhku teronggok pilu
Penuh bimbang dan semu
Aku tunduk bersimpuh
Menggenggam malam yang kian larut
Sukmaku terus mengembara papa
Mencari Engkau
Yang nyata begitu lekat
Rindu berbisik-bisik dengan Mu
Rindu bermesraan dengan-Mu
KARENA KAU ISTIMEWA
Aku merindukanmu
Seperti malam yang merindukan pagi
Seperti ilalang kering yang merindukan jatuhnya hujan
Menatapmu saat kau lelap menyusuri mimpi
Adalah kebahagian terindah dalam hidupku
Senyum-mu adalah anak kunci pembuka hariku
Senyum-mu melelehkan semua rasa sesak dalam benakku
Senyum-mu menghangatkan beku hati karena waktu
Sampai kapanpun senyummu selalu kunanti
Meski terkadang …
Aku dan kau tak mesra
Aku dan kau membisu dalam rindu
Aku dan kaupun berbeda isi kepala
Tapi hati ku dan hatimu tetap saling menyapa
Kau pasti tahu raut tak sukaku karena sayang
Kau pasti mengerti tidakku tak henti karena cinta
Karena kau sungguh istimewa
Kaulah anugerah agung dalam hidupku
Amanah yang suka cita kuterima untuk ku jaga
Titisan darahku yang terpilih
Kau selalu ada dalam setiap hembusan doaku
Karena kau istimewa
Kaulah malaikat kehidupanku
*saat aku bersyukur dg keistimeanmu masing-masing 05052011
RINDU
Aku gelisah, menatap langit-langit kamar, seolah ingin kutembus batas ruang antara aku dan dia. Tak kuasa menahan rasa yang mendera, semakin menusuk dan menghujam. Tapi aku juga tak sanggup untuk mendengar tangisan itu, saat suaraku menyadarkan kerinduannya yang meletup yang selama ini teredam oleh riang gembira duniannya.
Dengan ragu, kutekan kombinasi nomor itu.
“Hallo, Assalamu'alaitum... ini siapa?”
“Hallo, mau bicala sama siapa? “
Suaranya...aku hanya diam tergugu, tak kuasa menahan bendungan air bah yang menerjang kerinduanku.
“Mbah Ti, ini ada telephone, olangnya cuma diam telus nangis.”
Maafkan, bunda belum bisa pulang nak. Bunda tak mungkin mengajakmu.
*pas 100 kata