Minggu, 16 September 2012

Bocah Pewaris Negeri




Telah Terbit! Antologi Cerpen FLP Sidoarjo: BOCAH PEWARIS NEGERI

Copyright  2012 FLP Sidoarjo
Penyunting    : Rafif Amir 
Penyunting 2 : Verena Mumtaz
Desain sampul dan layout : Akh Taufiq
Diterbitkan   : Dar-insyirah


Alhamdulillah... akhirnya terbit juga buku kumpulan cerpen Bocah Pewaris Negeri (buku pertamaku  bersama FLP Sidoarjo, antologi-ku ke 13).  Tulisan di dalam buku ini adalah kumpulan tulisan dari anggora FLP Sidoarjo angkatan I, sebagai tugas akhir yang diberikan oleh Pak Ketua Umum.  Mengambil tema Pendidikan, karena proyek ini digagas di bulan Mei 2012,bertepatan Hari Pendidikan Nasional.

Akhirnya terkumpullah 20 tulisan bertema pendidikan, dari berbagai sudut pandang.  Dan, judul buku ini diambil dari judul cerpen saya "Bocah Pewaris Negeri"

***

“Bapak dan Ibu sekalian, sesuai dengan apa yang kita bicarakan, disepakati untuk masing-masing perwakilan untuk menandatangani nota kesepakatan ini. Silakan!”  Sebuah suara menggelegar menggema di gendang telinga dan membangunkan aku dari gulatan pikiranku sendiri.
            Tiba-tiba saja isi perutku mendesak-desak, berdemo meminta untuk dikeluarkan dari rongga sempit lambungku. Pedih rasa ulu hatiku berada di tengah-tengah forum serigala berkulit manusia.
            Saat lembaran nota kesepakatan sampai di depanku, mataku nanar menelusur setiap deretan huruf dan tanda baca di setiap lembarnya.  Semakin kususuri deretan huruf-huruf itu, semakin teraduk aduk kembali isi lambungku.  Aku menahan sekuat tenaga agar semua isi lambungku tidak berhamburan keluar.  Keringat dingin menetes deras dari kening, meskipun pengatur suhu di ruangan ini aku yakin bekerja dengan baik.
            “Maaf, saya tidak bisa!” kataku tegas sambil mengangsurkan lembaran-lembaran kesepakatan itu.
            Seketika berpasang-pasang mata dari seluruh penjuru ruangan memandang ke arahku dengan beribu tanya.  Aku mengangkat kepala dan balik menatap wajah-wajah di sekelilingku.  Entah kekuatan dan keberanian dari mana yang merasuki-ku.  Melihat tubuh mungil dan wajah lembutku yang berbalut jilbab, tentunya semua isi ruangan ini tak akan menyangka aku akan berbuat seberani ini.  Tapi aku yakin dan bersyukur, karena cahaya kebenaran masih bisa menembus dan merasuki hatiku di tengah konspirasi ini.
            Aku pasrah, dengan apapun akibat yang akan terjadi dengan keputusanku ini.  Keyakinanku hanya satu bahwa kebenaran harus ditegakkan dalam situasi dan kondisi apapun.
            “Bu Fitri, apa ibu yakin dengan keputusan ibu?” Sebuah suara menggelegar memecah kebisuan.  Suara yang bersumber dari seorang lelaki gagah berbalut pakaian necis bermerek terkenal dengan jabatan bergengsi di sebuah institusi pendidikan yang berjiwa kerdil dan berhati buram.









4 komentar:

  1. wah..., jadi penasaran neh ingin baca bukunya secara langsung

    selamat ya mbak, semoga semakin sukses neh nulisnya

    salam kenal dari jogja

    BalasHapus
  2. Makasih Mas,untuk semangat dan kunjungannya, salam kenal balik dari pinggir lumpur lapindo :)

    BalasHapus
  3. semoga sukses nulis dan menang kontes blognya ya.

    ditunggu kunjungan baliknya.

    BalasHapus
  4. Makasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. InsyaAlloh nanti saya berkunjung balik :)

    BalasHapus