diambil dari sini |
Aku tak pernah bosan melihatnya. Gumpalan
yang terbentuk dari sekumpulan titik-titik air yang bergelayut di
bawah atmosfir itu kadang serupa kapas, atau seperti asap yang
mengepul. Berarak-arak, berhamburan, semburat memenuhi kanvas biru
raksasa. Bila kumpulan titik-tik air itu terlalu banyak dan berat,
dia akan jatuh, berubah bentuk menjadi tetesan air yang membasahi
bumi. Titik-titik air itu seperti kumpulan jejakmu dan jejakku.
Suatu saat kumpulan jejak itu akan kembali pada yang
telah mengukir dan mengumpulkannya. Kau dan aku, masing-masing akan mengenali
setiap jejaknya kembali.
Biru
dan putih. Sebuah perpaduan yang serasi tak terbantahkan. Kanvas biru
raksasa dan gumpalan kapas putih seolah menjadi sekat pembatas antara
bumi dan seluruh antariksa. Seperti selaput tipis antara bumi, alam
semesta dan kasih sayang Tuhan. Seperti dua sahabat setia yang tak
terpisahkan, saling setia dan melengkapi. Seperti jodoh sehidup dan
semati, tak pernah terpikir untuk meninggalkan satu sama lain.
Meski biru berubah menjadi jingga bahkan kelam, dan putih berubah
kelabu hingga hitam. Kesabaran dan kesetiaan akan mengembalikan pada
warnanya dengan sempurna biru dan putih.
*Sesaat setelah memandang langit, teringat masa kecil suka berimajinasi tentang istana di balik awan :D
ahhhhh, aku pun penyuka nuansa biru putih di langit itu .. :)
BalasHapusIya mbak, lembut adem. Makasih sudah meninggalkan jejaknya mb :)
Hapus