Telah Terbit! Antologi Cerpen FLP Sidoarjo: BOCAH PEWARIS NEGERI
Copyright 2012 FLP Sidoarjo
Penyunting : Rafif Amir
Penyunting 2 : Verena Mumtaz
Desain sampul dan layout : Akh Taufiq
Diterbitkan : Dar-insyirah
Alhamdulillah... akhirnya terbit juga buku kumpulan cerpen Bocah Pewaris Negeri (buku pertamaku bersama FLP Sidoarjo, antologi-ku ke 13). Tulisan di dalam buku ini adalah kumpulan tulisan dari anggora FLP Sidoarjo angkatan I, sebagai tugas akhir yang diberikan oleh Pak Ketua Umum. Mengambil tema Pendidikan, karena proyek ini digagas di bulan Mei 2012,bertepatan Hari Pendidikan Nasional.
Akhirnya terkumpullah 20 tulisan bertema pendidikan, dari berbagai sudut pandang. Dan, judul buku ini diambil dari judul cerpen saya "Bocah Pewaris Negeri"
***
“Bapak dan Ibu sekalian,
sesuai dengan apa yang kita bicarakan, disepakati untuk masing-masing
perwakilan untuk menandatangani nota kesepakatan ini. Silakan!” Sebuah suara menggelegar menggema di gendang
telinga dan membangunkan aku dari gulatan pikiranku sendiri.
Tiba-tiba saja isi perutku mendesak-desak, berdemo
meminta untuk dikeluarkan dari rongga sempit lambungku. Pedih rasa ulu hatiku
berada di tengah-tengah forum serigala berkulit manusia.
Saat lembaran nota kesepakatan sampai di depanku, mataku
nanar menelusur setiap deretan huruf dan tanda baca di setiap lembarnya. Semakin kususuri deretan huruf-huruf itu,
semakin teraduk aduk kembali isi lambungku.
Aku menahan sekuat tenaga agar semua isi lambungku tidak berhamburan
keluar. Keringat dingin menetes deras
dari kening, meskipun pengatur suhu di ruangan ini aku yakin bekerja dengan
baik.
“Maaf, saya tidak bisa!” kataku tegas sambil mengangsurkan
lembaran-lembaran kesepakatan itu.
Seketika berpasang-pasang mata dari seluruh penjuru
ruangan memandang ke arahku dengan beribu tanya. Aku mengangkat kepala dan balik menatap
wajah-wajah di sekelilingku. Entah kekuatan
dan keberanian dari mana yang merasuki-ku.
Melihat tubuh mungil dan wajah lembutku yang berbalut jilbab, tentunya
semua isi ruangan ini tak akan menyangka aku akan berbuat seberani ini. Tapi aku yakin dan bersyukur, karena cahaya
kebenaran masih bisa menembus dan merasuki hatiku di tengah konspirasi ini.
Aku pasrah, dengan apapun akibat yang akan terjadi dengan
keputusanku ini. Keyakinanku hanya satu
bahwa kebenaran harus ditegakkan dalam situasi dan kondisi apapun.
“Bu Fitri, apa ibu yakin dengan keputusan ibu?” Sebuah
suara menggelegar memecah kebisuan.
Suara yang bersumber dari seorang lelaki gagah berbalut pakaian necis
bermerek terkenal dengan jabatan bergengsi di sebuah institusi pendidikan yang
berjiwa kerdil dan berhati buram.
wah..., jadi penasaran neh ingin baca bukunya secara langsung
BalasHapusselamat ya mbak, semoga semakin sukses neh nulisnya
salam kenal dari jogja
Makasih Mas,untuk semangat dan kunjungannya, salam kenal balik dari pinggir lumpur lapindo :)
BalasHapussemoga sukses nulis dan menang kontes blognya ya.
BalasHapusditunggu kunjungan baliknya.
Makasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. InsyaAlloh nanti saya berkunjung balik :)
BalasHapus